Banten Akan Cepat Tenggelam, Simak Penyebabnya.
Wilayah pesisir utara Pulau Banten diperkirakan akan segera hilang. apa penyebabnya?
Ketika kita berpikir tentang efek pemanasan global, kita berpikir tentang mencairnya es Kutub Utara dan naiknya permukaan laut. Ini jauh dari Kutub Utara, jadi santai saja. apakah ada yang berpikir begitu? Sepertinya kita perlu mengubah pola pikir ini dan lebih memperhatikan lingkungan sekitar kita. Anda tidak harus pergi ke Kutub Utara. Lihat saja pantai utara Kabupaten Serang, yang menurut Climate Central akan hilang pada 2030.
Rahadian, direktur eksekutif LSM Rekonvasi Bhumi, LSM lingkungan yang berbasis di Banten sejak 1998, mengatakan ada hukum sebab akibat yang memprediksi Banten akan segera lenyap.
"Ketika ada kebijakan-kebijakan terkait dengan pemanfaatan ruang universal, baik pelaku usaha maupun pemerintah tidak pernah melakukan kajian terlebih dahulu. Itu persoalan di kita," kata Rahadian dalam perbincangan dengan detikTravel.
"Rekonvasi sejak lama mengingatkan pemerintah untuk melakukan kajian awal ketika mereka memberikan izin mengubah garis pantai dengan menimbun karena untuk kepentingan industri. Kita lihat di garis pantai di ujung Bojonegara sampai ke Puloampel, bisa kita lihat banyak sekali industri di mana kawasan perairan laut diubah menjadi daratan menjadi kawasan-kawasan industri di bagian barat Banten. Dan di sebelah timur garis pantai teluk Banten itu ada kawasan PIK," dia menjelaskan.
Rahadian mengatakan bahwa abrasi yang terjadi di wilayah utara Banten tidak diketahui penyebab pastinya.
"Kita mencurigai, bahwa 20 tahun yang lalu, kita sudah mencoba mengidentifikasi kawasan itu dan kita tidak tahu penyebabnya apa sehingga kawasan Utara Kabupaten Serang mengalami abrasi yang luar biasa. Kecurigaan awalnya itu di barat ada kawasan industri dan di kawasan Bojonegara itu ada 50 hektar kawasan perairan laut yang diubah menjadi daratan, sementara PIK juga begitu luas," kata Rahadian lagi.
"Saya khawatir perubahan garis pantai merubah mekanika gelombang, mekanika arus, sehingga kawasan Utara Jawa di wilayah kabupaten Serang ini korbannya. Persoalannya adalah kita tidak pernah melakukan riset walaupun isu ini sudah lama menjadi pemahaman bagi pemerintah dan masyarakat Serang," dia menambahkan.
"Kita tidak juga bisa menghindari abrasi yang tinggi. Di bagian pesisir utara itu selain karena arus dan gelombang, penyebabnya itu ada juga dari sobetan sungai dari zaman dulu untuk menghindari banjir supaya tidak terjadi banjir yang pernah diadakan pada zaman belanda. Dan hal-hal seperti itu yang mengakibatkan abrasi," kata Risna.
Salah satu kawasan yang tergerus parah hingga kehilangan lahan bisa dilihat di Lontar. Jika Anda seorang turis, jangan kaget dengan banyaknya kegiatan penanaman mangrove di kawasan Lontar oleh pemerintah dan pelaku bisnis. Kegiatan ini merupakan bentuk penguatan wilayah pesisir agar tidak cepat diterjang ombak.
"Ketika ada kebijakan-kebijakan terkait dengan pemanfaatan ruang universal, baik pelaku usaha maupun pemerintah tidak pernah melakukan kajian terlebih dahulu. Itu persoalan di kita," kata Rahadian dalam perbincangan dengan detikTravel.
"Rekonvasi sejak lama mengingatkan pemerintah untuk melakukan kajian awal ketika mereka memberikan izin mengubah garis pantai dengan menimbun karena untuk kepentingan industri. Kita lihat di garis pantai di ujung Bojonegara sampai ke Puloampel, bisa kita lihat banyak sekali industri di mana kawasan perairan laut diubah menjadi daratan menjadi kawasan-kawasan industri di bagian barat Banten. Dan di sebelah timur garis pantai teluk Banten itu ada kawasan PIK," dia menjelaskan.
Rahadian mengatakan bahwa abrasi yang terjadi di wilayah utara Banten tidak diketahui penyebab pastinya.
"Kita mencurigai, bahwa 20 tahun yang lalu, kita sudah mencoba mengidentifikasi kawasan itu dan kita tidak tahu penyebabnya apa sehingga kawasan Utara Kabupaten Serang mengalami abrasi yang luar biasa. Kecurigaan awalnya itu di barat ada kawasan industri dan di kawasan Bojonegara itu ada 50 hektar kawasan perairan laut yang diubah menjadi daratan, sementara PIK juga begitu luas," kata Rahadian lagi.
"Saya khawatir perubahan garis pantai merubah mekanika gelombang, mekanika arus, sehingga kawasan Utara Jawa di wilayah kabupaten Serang ini korbannya. Persoalannya adalah kita tidak pernah melakukan riset walaupun isu ini sudah lama menjadi pemahaman bagi pemerintah dan masyarakat Serang," dia menambahkan.
Selain gelombang laut, aktivitas penambangan pasir masyarakat dan industri bertanggung jawab atas abrasi parah di pantai utara Pulau Banten.
Risna Rahayu, Sub-Koordinator Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Provinsi Banten, juga mengatakan wilayah utara Banten telah mengalami penipisan selama beberapa dekade.
"Kita tidak juga bisa menghindari abrasi yang tinggi. Di bagian pesisir utara itu selain karena arus dan gelombang, penyebabnya itu ada juga dari sobetan sungai dari zaman dulu untuk menghindari banjir supaya tidak terjadi banjir yang pernah diadakan pada zaman belanda. Dan hal-hal seperti itu yang mengakibatkan abrasi," kata Risna.
Salah satu kawasan yang tergerus parah hingga kehilangan lahan bisa dilihat di Lontar. Jika Anda seorang turis, jangan kaget dengan banyaknya kegiatan penanaman mangrove di kawasan Lontar oleh pemerintah dan pelaku bisnis. Kegiatan ini merupakan bentuk penguatan wilayah pesisir agar tidak cepat diterjang ombak.
Foto by : Explore Serang (Facebook)